Komponen CVT dan Fungsinya

Komponen CVT dan Fungsinya – Seperti kita ketahui, adanya motor dengan transmisi otomatis atau matic sekarang ini menjadi pilihan utama masyarakat tanah air. Hal demikian bukan terjadi tanpa adanya penyebab, karena secara garis besarnya seorang pengendara akan lebih praktis ketika menggunakannya. Hanya perlu mengontrol gas dan rem saja sudah bisa berkendara secara nyaman tanpa harus mengatur gigi.

Penggunaan transimisi secara otomatis pada motor matic sering disebut dengan CVT atau Continously Variavle Transmission. Kurang lebih mempunyai fungsi sama halnya kendaraan dengan kendaraan roda dua di penggerak nya yaitu meneruskan daya putar mesin ke bagian roda belakang.

Berbeda dengan motor listrik, sistem yang digunakan oleh CVT di kendaraan dengan transmisi matic menggunakan komponen yang disebut V-Belt. Dimana bagian tersebut bekerja guna meneruskan putaran mesin ke roda belakang. Umumnya, V-Belt menggunakan bahan karet sehingga membuatnya memiliki ketahanan baik serta mampu menahan panas dan tarikan kuat.

Perlu kalian ketahui, tidak hanya V-Belt dimana terdapat di bagian CVT. Ada beberapa part lain di dalam penggerak motor matic ini. Untuk mengetahui secara lengkap, berikut rsuddepatihamzah.com akan membahas komponen CVT dan fungsinya. Maka dari itu, simak rangkuman berikut sampai selesai.

Kelebihan dan Kekurangan CVT

Seperti penjelasan di atas, sistem CVT merupakan komponen pada motor transmisi otomatis atau matic. Terdapat beberapa kelebihan di bagian tersebut meliputi hal berikut ini:

  • Perubahan akserelasi kendaraan dihasilkan otomatis
  • Penggunaan praktis karena telah disesuaikan rasio secara tepat berdasarkan putaran mesin
  • Tidak timbul hentakan seperti kendaraan transmisi manual saat pindah gigi
  • perubahan kecepatan secara perlahan serta mempunyai kemampuan mendaki relatif baik
  • Nyaman dikendarai saat kondisi jalanan perkotaan yang terkadang terdapat lalu lintas padat atau terjadi kemacetan

Karena terdapat kelebihan, tentu suatu sistem memiliki kekurangan sama halnya CVT. Berikut ini adalah beberapa hal dimana bisa kalian pertimbangkan sebelum menggunakan kendaraan dengan sistem tersebut:

  • Kapasitas torsi relatif terbatas dibandingkan kendaraan dengan transmisi manual
  • Jika terjadi kerusakan, biaya perbaikan bisa lebih mahal dari bayar pajak motor dan kendaraan manual
  • Memungkinkan terjadi slip di bagian V-Belt dimana bisa menyebabkan respon transmisi cenderung lambat
  • Tidak cocok digunakan di medan berlumpur atau kawasan pegunungan.

Komponen CVT dan Fungsinya

Setelah mengetahui kelebihan dan kelebihan di penggunaan sistem penggerak motor matic yang cukup banyak tersebut. Kini kita kembali pada topik utama yaitu Komponen CVT dan Fungsinya, simak ringkasan berikut ini.

1. Pulley Primer

Pulley Primer

Komponen CVT dan Fungsinya yang pertama yaitu Pulley Primer, bagian ini sering disebut Fixed Primary Sheeve. Komponen tini tidak akan bergerak dan mempunyai bentuk menyerupai piringan dimana fungsinya sebagai penahan V-Belt serta memperbesar perbandingan rasio.

2. Pulley Sekunder

Pulley Sekunder

Sedangkan pulley sekunder berbeda dengan sebelumnya, hal ini bisa bergerak memutar. Komponen ini pada umumnya memiliki bahan dasar ringan dengan permukaan cukup halus dimana bertujuan agar V-Belt bergerak dengan mudah.

3. Sliding Primary Sheeve

Sliding Primary Sheeve

Sliding primary sheeve fungsinya berbalik dengan pulley primer dimana menahan V-Belt. Komponen CVT ini memiliki kegunaan untuk menekan V-Belt pada putaran tinggi karena Sliding primary sheeve sendiri bergerak ke arah kanan dan kiri.

4. Spacer

Komponen CVT dan Fungsinya Spacer

Komponen CVT berikutnya yaitu spacer, fungsinya adalah mengatur pergeseran dinding puller pada bagian dalam supaya bekerja secara halus. Lebih tepatnya, spacer berperan sebagai poros dalam pulley.

5. Poros Primer

Poros Primer

Poros primer atau primary shaft, fungsinya sebagai penghubung putaran crankshaft dari mesin ke bagian puller primer. Selain itu, salah satu komponen CVT tersebut tersambung pada bagian mesin secara tetap. Hal inilah yang menyebabkan RPM mesin berputar selaras dengan poros utama.

6. Roller

Komponen CVT dan Fungsinya Roller

Roller umumnya berbentuk bantalan, hal ini akan menjadikannya sebagai penyeimbang gaya berat dimana berguna untuk penekan dinding bagian dalam pulley primer saat putaran tinggi. Makin besar bobot roller, maka akan semakin cepat gerakan movable drive face di bagian driver pulley.

7. Slider

Komponen CVT dan Fungsinya Slider

Komponen CVT berikutnya adalah slider, fungsinya sebagai peredam getaran pada rumah roller dimana dihasilkan saat bantalan tersebut bergerak di bagian dalam primary sliding sheeve. Banyaknya part ini umumnya sebanyak 3 unit, jika terjadi kerusakan slider hal ini akan menimbulkan suara klok-klok saat berada di putaran idle.

8. V-Belt

Komponen CVT dan Fungsinya V Belt

Berikutnya V-Belt, fungsinya sebagai media penghubung putaran dari primary fixed sheeve ke secondary fixed sheeve. Ukuran diameter komponen CVT tersebut bisa bervariasi berdasarkan ketentuan pabrik dari unit motor matic. Biasanya, ukuran atau besaran nya diukur menyesuaikan dua poros agar tahan terhadap panas serta gesekan.

9. Secondary Sliding Sheeve

Secondary Sliding Sheeve

Selanjutnya secondary sliding sheeve, fungsinya sebagai pengatur besar dan kecilnya diameter pulley sekunder. Mempunyai bentuk tirus agar mempermudah pergerakan dan mampu mempengaruhi lebar dari kecilnya lilitan V-Belt.

10. Spring

Spring

Spring atau pegas, secara umum fungsinya untuk bisa mengembalikan posisi pulley dimana bergerak guna dapat kembali pada tempat awal di bagian terluar.

11. Poros Sekunder

Poros sekunder atau lebih sering disebut Secondary Shaft merupakan komponen CVT dimana fungsinya sebagai penerus putaran puller sekunder ke bagian powertrain. Bentuk dari poros sekunder sendiri menyerupai kopling sentrifugal.

12. Clutch Carrier

Komponen CVT berikutnya yaitu clutch carrier. Fungsinya yaitu guna menyalurkan putaran yang dihasilkan pulley sekunder kemudian dilanjutkan ke bagian gigi reduksi.

13. Clutch Housing

Dengan keberadaan komponen CVT seperti clutch carrier, menyebabkan setiap perusahaan pabrik motor transmisi otomatis mengharuskan penambahan clutch housing atau lebih dikenal sebagai rumah kopling. Fungsinya untuk meneruskan putaran dari V-Belt ke roda belakang motor.

14. Torsi Cam

Komponen CVT selanjutnya adalah torsi cam, fungsinya sebagai pengatur laju kendaraan saat dalam melewati medan menanjak secara lancar. Hal tersebut ditandai dengan mengembangnya V-Belt di bagian secondary clutch.

15. Gigi Reduksi

Gigi reduksi fungsinya sebagai part guna mengurangi kecepatan putaran yang diterima dari CVT supaya bisa lebih cepat dalam penambahan tenaga dimana selanjutnya akan diteruskan ke poros roda.

Kesimpulan

Sekian pembahasan terkait komponen CVT dan fungsinya serta beberapa kelebihan dari sistem tersebut yang bisa rsuddepatihamzah.com sampaikan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan pada kalian mengenai bagian mesin motor matic yang berperan penting guna kendaraan ini agar bisa bergerak.

Bagikan: